Rabu, 22 Oktober 2014

Cerpen saya "Aku Menyesal"


Bel istirahat pun berbunyi, Ardi dan Sarah pun bergegas keluar dari kelas. Sambil berjalan  menuju kantin mereka pun mengobrol.
          “Saraahh mau tau gak?”
          “hah apaan Ardi, kamu kok kayanya girang banget gitu.”
          “Aku lagi pacaran sekarang, baru jadian 3 hari yang lalu, maaf ya aku baru cerita sekarang, eh kamu jangan dulu bilang siapa siapa ya. Kamu adalah orang pertama yang aku kasih tau. “
          “Hah.”
          “Iya, pacar aku anak kelas sebelah yang cantik itu, Reni.”
          Seketika Sarah pun terdiam. Ia tidak melanjutkan perjalanannya ke kantin. Ia langsung memutar balik arah dan kembali ke  kelas. Ini adalah pertama kalinya Ardi berpacaran. Perasaan Sarah hancur ia sangat kecewa, namun ia berusaha menyembunyikannya. Walaupun mereka ini adalah sahabat sejak kecil,namun Sarah sangat menyukai Ardi. Sarah menyembunyikan perasaannya karena takut menghancurkan persahabatan mereka.
          Sesampainya di kelas, Sarah langsung duduk di bangkunya. Kekecewaannya tidak terbendung lagi. Mata sarah mulai berkaca kaca.
          “Tuhaan, ini rasanya menyakitkan banget.”
          Tidak lama kemudian Ardi pun datang ke kelas dan melihat Sarah.
          “Ternyata kamu ada disini, kamu kenapa tadi pergi gitu aja”
          Sarah hanya menggelengkan kepala sambil menutup wajahnya.
          “Kamu kenapa sih? Kamu sakit ya?”
          “Engga kok, ga apa apa, bentar ya aku ke toilet dulu.”
          Sarah bergegas pergi ke toilet. Ia terus menutupi wajahnya karena takut ketahuan kalau ia menangis. Ardi heran dengan sikap Sarah.
          Di toilet sarah segera mencuci muka dan berdiam sejenak karena ia masih merasa kecewa.
Dari kejauhan terlihat Reni dan teman - temannya menuju toilet sambil mengobrol. Sarah pun segera  bersembunyi di balik lemari.
          “Eh Ren gimana si Ardi, lo bener bener suka sama dia?”
          “Ya enggak lah, walaupun dia ganteng, tapi menurut gue dia biasa aja. Lo tau kan dia tajir, populer lagi.”
          “Oh maksud lo, lo mau manfaatin dia gitu?”
          “ Iya betul, sekaligus numpang eksis juga.”
          Sarah kaget mendengarnya sekaligus marah. Saking marahnya ia pun memberanikan diri keluar dan berbicara dengan Reni.
          “Eh maksud kamu apa? Cuman mau manfaatin Ardi doang? Padahal dia kan suka banget sama kamu. Kamu jangan berani berani nyakitin dia ya.”
          Sarah berbicara sambil memelototi Reni.
          “Idih nyolot , so banget lo, emangnya lo siapa nya Ardi hah? Kalo gue manfaatin Ardi kenapa? Masalah buat lo?”
          “Iya lah sebagai sahabat Ardi  dan orang yang paling deket sama dia ya masalah dong buat aku. Dari pada kamu nyakitin Ardi ,mending kamu pergi dari kehidupan dia dan langsung putusin dia.”
          “Haha oke fix.”
          ”udah lah, yuk ah pergi. Lagi pula ngapain juga ngurusin orang yang gak penting.”
          Reni dan teman - temannya pun pergi.
          Sarah bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Ia tidak sengaja berbicara seperti itu. Tanpa berfikir panjang ia pun bergegas kembali ke kelas dan menghampiri Ardi.
          “Ardi, aku mau ngomomg sesuatu ke kamu. Jadi gini tadi….”
          Belum selesai berbicara bel masuk jam terakhir pun berbunyi dan guru matematika pun segera masuk ke kelas dan ternyata ulangan.
           Karena Sarah belum menghafal sepenuhnya ia pun kesulitan mengerjakan soal - soal ulangan matematika tersebut. Sedangkan Ardi sudah selesai dan diperbolehkan pulang lebih awal. Sebelum mengumpulkan ulangan Ardi menyimpan sebuah kertas di bangku Sarah yang berisi,
          “Mau ngomong apa? aku tunggu kamu di taman ya J.”
          Ingin segera Sarah menyelesaikan ulanganya.Namun apa daya, soal yang sulit membuat Sarah mengerjakannya lebih lama.
          Selesai ulangan dia pun bergegas pergi ke taman. Namun ternyata di taman Ardi sedang berbicara serius dengan Reni dan terdengar bahwa mereka putus. Ketika Reni pergi Sarah pun langsung menghampiri Ardi yang sedang murung. Ardi pun langsung berdiri dan memandang Sarah dengan kecewa.
          “Puas kamu?!!”
          “Hah maksud kamu apa?”
          “Gara - gara kamu, Reni marah dan kami putus. Kamu suruh dia putusin aku kan, kamu maki maki dia di toilet tadi. Maksud kamu apa sih Sar? Aku gak ngerti sama kamu.”
          “bukan ta..tapi.”
          “udah lah ga ada tapi tapian.”
          Sarah tercengang kaget, ia tidak sanggup berkata apa apa lagi.Sarah mulai bercucuran air mata. Perasaannya semakin hancur.
          Sarah merasa bersalah dengan Ardi. Ia terus menghubungi Ardi . Namun, di bbm tidak di read, di sms tidak dibalas, di telepon pun tidak di angkat. Sarah sangat khawatir. Terlintas difikirannya untuk menyatakan perasaan suka kepada Ardi. Tapi perasaanya jadi bercampur aduk. Sarah pun berencana untuk menjelaskan semuanya dan meminta maaf.
          Besoknya tepatnya pada malam minggu cuacanya mendung dan hujan gerimis. Ardi terlihat sendirian di alun alun sambil memainkan bola basket. Sarah pun menghampiri Ardi sambil membawa coklat dan minuman teh botol untuk Ardi. Sarah mencoba mengajak Ardi berbicara.
          “Ardi, aku minta maaf.”
          Sarah berbicara sambil mengulurkan teh botol dan coklat.
          Namun Ardi tidak menjawabnya dan  terus memainkan bola basketnya. Hujan semakin lebat. Sarah pun terus berusaha mengajaknya bicara.
“Ardi please  dengerin aku! yang kamu denger dari Reni itu semuanya ga bener.”
          Sarah pun mulai menceritakan kejadian yang sebenernya , namun kelihatannya Ardi tidak menerimanya dan marah.
          “Udah tahu kamu yang salah, masih nyalahin orang lain. Udah deh jangan ngada – ngada. Intinya kamu udah ngancurin hubungan aku Sar.”
          “Kamu bener ga percaya sama aku?”
          Sarah berbicara sambil memegang tangan Ardi.
“Aaahhh udahlah cukup sampe disini Sar.”
          Ardi marah, ia pun melemparkan bola basketnya dan bergegas pergi meninggalkan Sarah menuju jalan raya karena ia hendak menyebrang. Namun ketika menyebrang Ardi tidak melihat kanan kiri, ia terus saja berjalan lurus. Terlihat di kiri mobil sedan yang melaju cepat. Sarah pun bergegas berlari dan mendorong Ardi. Ardi selamat namun Sarah tertabrak mobil itu. Orang orang kaget melihat Sarah. Sarah pun langsung di larikan ke Rumah Sakit. Ardi terlihat sangat panik.
          Luka di kepala Sarah cukup parah, ia pun langsung di larikan ke UGD. Ardi merasa sangat bersalah, Ia bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Orang tua Sarah pun datang dan menanyai Ardi. Ardi tidak pulang ke rumah dan tetap diam di Rumah Sakit. Ia tidak tidur semalaman karena memikirkan Sarah.Perasaannya harap cemas. Lalu Dokter pun berkata bahwa Sarah koma. Esoknya Ardi pun pulang.
          Ketika pulang, ia langsung membuka ponselnya. Terlihat bbm dari Sarah yang berisi untaian kata maaf. Ardi pun membalas bbm dari Sarah.
“Ia aku maafin, aku percaya, aku minta maaf juga ya.”
 Tidak lama kemudian, hp Ardi berdering. Ternyata ada balasan dari Sarah. Namun balasan itu ternyata di ketik oleh kakak Sarah yang mengatakan bahwa Sarah sudah meninggal.
          Ardi shock ia pun menangis dan menyesal  atas apa yang telah dia lakukan. Ardi pun bergegas pergi ke pemakaman Sarah. Lalu kakak Sarah memberikan amplob biru yang berisi surat dari Sarah. Ketika di buka surat itu berisi :

Hello Ardi, ga kerasa ya kita udah dewasa. Waktu yang singkat ini adalah waktu yang berharga banget buat aku. Aku juga bersyukur karena aku bisa memiliki kamu sebagai sahabat. Oh iya ada hal yang dari dulu pengen banget aku uangkapin sama kamu, tapi sayang aku terlalu malu. Dan sekarang mungkin adalah waktunya. Aku suka kamu. Kamu adalah orang yang paling aku sukai di dunia ini. Kamu adalah alasan aku bersemangat setiap hari, kamu adalah alasan aku tersenyum dalam keadaan apapun. Semua perasaan ini udah aku rangkai begitu sempurnanya. Aku selalu berharap kamu ga akan menghancurkanya. Namun apa daya semuanya terjadi di luar dugaan. Emhh Ardi, aku harap kamu bahagia. Jaga diri kamu baik baik. Aku minta maaf ya. Bye, aku pergi.”
Mata Ardi mulai berkaca – kaca saat membacanya. Tetes demi tetes air mata pun mulai jatuh. Kesedihannya sudah tidak bisa ia tahan lagi. Ia pun menangis.
Hari demi hari pun telah berlalu. Namun keadaan masih tetap berduka.
Sejak itu Ardi berubah menjadi pemurung. Ia selalu menyendiri. Perasaan menyesal yang tidak terkira terus menghantuinnya. Di kelas ia terus melamun sambil memandangi bangku kosong Sarah yang dihiasi oleh Bunga tanda bela sungkawa dari teman teman yang lain.
          Pulang sekolah Ardi langsung mendatangi makam Sarah. Disana ia langsung duduk berdoa untuk Sarah. Selesai berdoa, ia langsung mengelus nisan Sarah sambil berbicara sendiri.

          “Sar, Aku kangen kamu. Kenapa kamu harus pergi secepat ini. Andaikan aku tahu perasaan kamu dari dulu. Aku juga suka kamu Sar. Aku minta maaf, aku percaya sama kamu Sar, aku sayang kamu dan aku menyesal.”