Bel
istirahat pun berbunyi, Ardi dan Sarah pun bergegas keluar dari kelas. Sambil
berjalan menuju kantin mereka pun
mengobrol.
“Saraahh mau tau gak?”
“hah apaan Ardi, kamu kok kayanya
girang banget gitu.”
“Aku lagi pacaran sekarang, baru
jadian 3 hari yang lalu, maaf ya aku baru cerita sekarang, eh kamu jangan dulu
bilang siapa siapa ya. Kamu adalah orang pertama yang aku kasih tau. “
“Hah.”
“Iya, pacar aku anak kelas sebelah
yang cantik itu, Reni.”
Seketika Sarah pun terdiam. Ia tidak
melanjutkan perjalanannya ke kantin. Ia langsung memutar balik arah dan kembali
ke kelas. Ini adalah pertama kalinya Ardi
berpacaran. Perasaan Sarah hancur ia sangat kecewa, namun ia berusaha
menyembunyikannya. Walaupun mereka ini adalah sahabat sejak kecil,namun Sarah
sangat menyukai Ardi. Sarah menyembunyikan perasaannya karena takut
menghancurkan persahabatan mereka.
Sesampainya di kelas, Sarah langsung
duduk di bangkunya. Kekecewaannya tidak terbendung lagi. Mata sarah mulai
berkaca kaca.
“Tuhaan, ini rasanya menyakitkan
banget.”
Tidak lama kemudian Ardi pun datang ke
kelas dan melihat Sarah.
“Ternyata kamu ada disini, kamu kenapa
tadi pergi gitu aja”
Sarah hanya menggelengkan kepala
sambil menutup wajahnya.
“Kamu kenapa sih? Kamu sakit ya?”
“Engga kok, ga apa apa, bentar ya aku
ke toilet dulu.”
Sarah bergegas pergi ke toilet. Ia
terus menutupi wajahnya karena takut ketahuan kalau ia menangis. Ardi heran
dengan sikap Sarah.
Di toilet sarah segera mencuci muka
dan berdiam sejenak karena ia masih merasa kecewa.
Dari
kejauhan terlihat Reni dan teman - temannya menuju toilet sambil mengobrol.
Sarah pun segera bersembunyi di balik
lemari.
“Eh Ren gimana si Ardi, lo bener bener
suka sama dia?”
“Ya enggak lah, walaupun dia ganteng,
tapi menurut gue dia biasa aja. Lo tau kan dia tajir, populer lagi.”
“Oh maksud lo, lo mau manfaatin dia
gitu?”
“ Iya betul, sekaligus numpang eksis
juga.”
Sarah kaget mendengarnya sekaligus
marah. Saking marahnya ia pun memberanikan diri keluar dan berbicara dengan
Reni.
“Eh maksud kamu apa? Cuman mau
manfaatin Ardi doang? Padahal dia kan suka banget sama kamu. Kamu jangan berani
berani nyakitin dia ya.”
Sarah berbicara sambil memelototi
Reni.
“Idih nyolot , so banget lo, emangnya
lo siapa nya Ardi hah? Kalo gue manfaatin Ardi kenapa? Masalah buat lo?”
“Iya lah sebagai sahabat Ardi dan orang yang paling deket sama dia ya
masalah dong buat aku. Dari pada kamu nyakitin Ardi ,mending kamu pergi dari
kehidupan dia dan langsung putusin dia.”
“Haha oke fix.”
”udah lah, yuk ah pergi. Lagi pula
ngapain juga ngurusin orang yang gak penting.”
Reni dan teman - temannya pun pergi.
Sarah bingung dengan apa yang harus ia
lakukan. Ia tidak sengaja berbicara seperti itu. Tanpa berfikir panjang ia pun bergegas
kembali ke kelas dan menghampiri Ardi.
“Ardi, aku mau ngomomg sesuatu ke kamu.
Jadi gini tadi….”
Belum selesai berbicara bel masuk jam
terakhir pun berbunyi dan guru matematika pun segera masuk ke kelas dan
ternyata ulangan.
Karena Sarah belum menghafal sepenuhnya ia pun
kesulitan mengerjakan soal - soal ulangan matematika tersebut. Sedangkan Ardi
sudah selesai dan diperbolehkan pulang lebih awal. Sebelum mengumpulkan ulangan
Ardi menyimpan sebuah kertas di bangku Sarah yang berisi,
“Mau ngomong apa? aku tunggu kamu di
taman ya J.”
Ingin segera Sarah menyelesaikan
ulanganya.Namun apa daya, soal yang sulit membuat Sarah mengerjakannya lebih
lama.
Selesai ulangan dia pun bergegas pergi
ke taman. Namun ternyata di taman Ardi sedang berbicara serius dengan Reni dan
terdengar bahwa mereka putus. Ketika Reni pergi Sarah pun langsung menghampiri
Ardi yang sedang murung. Ardi pun langsung berdiri dan memandang Sarah dengan
kecewa.
“Puas kamu?!!”
“Hah maksud kamu apa?”
“Gara - gara kamu, Reni marah dan kami
putus. Kamu suruh dia putusin aku kan, kamu maki maki dia di toilet tadi.
Maksud kamu apa sih Sar? Aku gak ngerti sama kamu.”
“bukan ta..tapi.”
“udah lah ga ada tapi tapian.”
Sarah tercengang kaget, ia tidak
sanggup berkata apa apa lagi.Sarah mulai bercucuran air mata. Perasaannya
semakin hancur.
Sarah merasa bersalah dengan Ardi. Ia
terus menghubungi Ardi . Namun, di bbm tidak di read, di sms tidak dibalas, di telepon pun tidak di angkat. Sarah
sangat khawatir. Terlintas difikirannya untuk menyatakan perasaan suka kepada
Ardi. Tapi perasaanya jadi bercampur aduk. Sarah pun berencana untuk
menjelaskan semuanya dan meminta maaf.
Besoknya tepatnya pada malam minggu
cuacanya mendung dan hujan gerimis. Ardi terlihat sendirian di alun alun sambil
memainkan bola basket. Sarah pun menghampiri Ardi sambil membawa coklat dan
minuman teh botol untuk Ardi. Sarah mencoba mengajak Ardi berbicara.
“Ardi, aku minta maaf.”
Sarah berbicara sambil mengulurkan teh
botol dan coklat.
Namun Ardi tidak menjawabnya dan terus memainkan bola basketnya. Hujan semakin
lebat. Sarah pun terus berusaha mengajaknya bicara.
“Ardi
please dengerin aku! yang kamu denger dari Reni itu
semuanya ga bener.”
Sarah pun mulai menceritakan kejadian
yang sebenernya , namun kelihatannya Ardi tidak menerimanya dan marah.
“Udah tahu kamu yang salah, masih
nyalahin orang lain. Udah deh jangan ngada – ngada. Intinya kamu udah ngancurin
hubungan aku Sar.”
“Kamu bener ga percaya sama aku?”
Sarah berbicara sambil memegang tangan
Ardi.
“Aaahhh
udahlah cukup sampe disini Sar.”
Ardi marah, ia pun melemparkan bola
basketnya dan bergegas pergi meninggalkan Sarah menuju jalan raya karena ia
hendak menyebrang. Namun ketika menyebrang Ardi tidak melihat kanan kiri, ia
terus saja berjalan lurus. Terlihat di kiri mobil sedan yang melaju cepat.
Sarah pun bergegas berlari dan mendorong Ardi. Ardi selamat namun Sarah
tertabrak mobil itu. Orang orang kaget melihat Sarah. Sarah pun langsung di
larikan ke Rumah Sakit. Ardi terlihat sangat panik.
Luka di kepala Sarah cukup parah, ia
pun langsung di larikan ke UGD. Ardi merasa sangat bersalah, Ia bingung dengan
apa yang harus dia lakukan. Orang tua Sarah pun datang dan menanyai Ardi. Ardi
tidak pulang ke rumah dan tetap diam di Rumah Sakit. Ia tidak tidur semalaman
karena memikirkan Sarah.Perasaannya harap cemas. Lalu Dokter pun berkata bahwa
Sarah koma. Esoknya Ardi pun pulang.
Ketika pulang, ia langsung membuka ponselnya.
Terlihat bbm dari Sarah yang berisi untaian kata maaf. Ardi pun membalas bbm
dari Sarah.
“Ia
aku maafin, aku percaya, aku minta maaf juga ya.”
Tidak lama kemudian, hp Ardi berdering.
Ternyata ada balasan dari Sarah. Namun balasan itu ternyata di ketik oleh kakak
Sarah yang mengatakan bahwa Sarah sudah meninggal.
Ardi shock ia pun menangis dan menyesal
atas apa yang telah dia lakukan. Ardi pun bergegas pergi ke pemakaman
Sarah. Lalu kakak Sarah memberikan amplob biru yang berisi surat dari Sarah.
Ketika di buka surat itu berisi :
“Hello Ardi,
ga kerasa ya kita udah dewasa. Waktu yang singkat ini adalah waktu yang
berharga banget buat aku. Aku juga bersyukur karena aku bisa memiliki kamu
sebagai sahabat. Oh iya ada hal yang dari dulu pengen banget aku uangkapin sama
kamu, tapi sayang aku terlalu malu. Dan sekarang mungkin adalah waktunya. Aku
suka kamu. Kamu adalah orang yang paling aku sukai di dunia ini. Kamu adalah
alasan aku bersemangat setiap hari, kamu adalah alasan aku tersenyum dalam
keadaan apapun. Semua perasaan ini udah aku rangkai begitu sempurnanya. Aku
selalu berharap kamu ga akan menghancurkanya. Namun apa daya semuanya terjadi
di luar dugaan. Emhh Ardi, aku harap kamu bahagia. Jaga diri kamu baik baik.
Aku minta maaf ya. Bye, aku pergi.”
Mata
Ardi mulai berkaca – kaca saat membacanya. Tetes demi tetes air mata pun mulai
jatuh. Kesedihannya sudah tidak bisa ia tahan lagi. Ia pun menangis.
Hari
demi hari pun telah berlalu. Namun keadaan masih tetap berduka.
Sejak
itu Ardi berubah menjadi pemurung. Ia selalu menyendiri. Perasaan menyesal yang
tidak terkira terus menghantuinnya. Di kelas ia terus melamun sambil memandangi
bangku kosong Sarah yang dihiasi oleh Bunga tanda bela sungkawa dari teman
teman yang lain.
Pulang sekolah Ardi langsung
mendatangi makam Sarah. Disana ia langsung duduk berdoa untuk Sarah. Selesai
berdoa, ia langsung mengelus nisan Sarah sambil berbicara sendiri.
“Sar, Aku kangen kamu. Kenapa kamu
harus pergi secepat ini. Andaikan aku tahu perasaan kamu dari dulu. Aku juga
suka kamu Sar. Aku minta maaf, aku percaya sama kamu Sar, aku sayang kamu dan
aku menyesal.”